Novel "Assalamu 'alaikum Bujang" sangat diminati para jomblo
termasuk Jontor, yang sudah beberapa kali mengalami patah hati dalam perjalanan
meletakkan gelar bujangnya. Buku yang ditulis Asmat Nadir ini termasuk best
seller di antara karya-karyanya yang telah sukses di pasaran sebelumnya seperti,
Catatan Hati Suami Takut Istri, Mak Ijah Tersesat di Mekkah, Sakinah Bersama
Bininya, dan masih banyak lagi.
Ada satu lagi penulis muda yang sangat digemari Jontor. Alasannya
sederhana si bujang malang ini merasa bernasib hampir sama dengan sang penulis
tentang perjalanan jomblonya. Dia adalah Radityi Daki. Kisah hidupnya hampir
sama, cuma Si Radityi Daki adalah seorang jomblo yang kaya, tenar dan banyak
penggemar, sedangkan si Jontor sebaliknya kupret, kampungan dan hanya punya
satu pengemar, emaknya. Jontor selalu melalap habis buku-buku karyanya yang
sudah 13 judul dari mulai Kambing Banci, Marmut Hitam Kelam, hingga Manusia
Setengah Kakap.
Ada sebuah quotes yang dia suka sekali dari buku “Marmut Hitam Kelam”
tentang jatuh cinta sendirian, “Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam
hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap,
pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga
makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta
diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa
kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang diinginkan. Terkadang yang kita
inginkan bisa jadi yang tidak sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang
kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa,
seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian.” Sepanjang ini
dibilang quotes, dasar Jontor.
Setelah lelah dan hampir putus asa dengan cerita cintanya yang berakhir
tragis baik di dunia nyata maupun dunia maya, Jontor memulai hidup baru di alam
semu Mark Zuckerberg dengan identitas baru. Ia berharap tak lagi tertipu,
dengan cara memulai dari dirinya sendiri untuk tidak menipu seperti yang
dilakukannya selama ini.
Ia membuat akun dengan nama asli Joni Tornado dan dengan foto profil yang
asli pula. Hanya saja dia pandai mengambil sudut gambar yang keren, tidak asal
jepret. Sebuah foto artistik dengan latar belakang pantai di senja hari tetapi
hanya menampakkan punggungnya saja. Ada lagi yang lain hanya menampakkan
matanya, bahkan ada yang lebih ekstrim dia hanya menampakkan jempol kakinya
saja, karena Jontor merasa jempol kakinya paling keren sedunia. Dia tak pernah
foto selfy, karena tiap kali foto dia merasa jelek, walau mencoba dengan
berbagai sudut dan tata cahaya tetap saja kurang memuaskan. Akhirnya ia berpose
misteri dengan mengunakan jumper atau topi koboi dalam kamarnya yang gelap
gulita.
Guru adalah pengalaman terbaik, kini Jontor lebih hati-hati dengan kawan
perempuannya. Dia sudah memahami dengan baik trik-trik pengelabuan foto asli
dan palsu. Baginya perempuan yang tidak menampakkan foto aslinya cuma memiliki
3 alasan yaitu :
1. Dia merasa jelek.
2. Dia sangat sholihah sehingga menjaga diri dari fitnah.
3. Akun abal-abal agar tidak terlacak, mungkin dia punya 15, akun 5 cowok, 5 akun cewek, dan 5 akun bencong.
1. Dia merasa jelek.
2. Dia sangat sholihah sehingga menjaga diri dari fitnah.
3. Akun abal-abal agar tidak terlacak, mungkin dia punya 15, akun 5 cowok, 5 akun cewek, dan 5 akun bencong.
Ketika ditanya semua akun wanita yang tak mempunyai foto profil asli itu pasti menjawab nomor 2, walaupun sebenarnya dia ada di posisi nomor 1 atau 3. Menurut pengalaman Jontor banyak kaum lelaki yang mudah tertipu dengan akun dengan foto gadis blasteran atau korea. Seperti mempunyai daya magis yang mampu menyedot ratusan komentar dan like ketika membuat status. Bahkan jika dia membuat status ngorok pun (zzz … zzz) yang like puluhan orang. Bayangkan jika yang membuat status dipasang foto gadis dengan nilai di bawah rata-rata, boro–boro ngoroknya, kata bijaksana dan cemerlang pun sepi dari like dan komentar, inilah dunia maya.
Mencoba mengawali petualangan mencari cinta di dunia maya, siapa tahu ketemu jodoh di sana, karena faktanya ada beberapa yang berhasil menemukan pasangan jiwanya dari sosmed. Entahlah apakah itu hanya 1001 saja, karena kebanyakan hanya menjadi cerita lalu dan menguap seiring waktu.
Dia masuk ke komunitas dengan nama dan akun asli, dengan karyanya yang cethar membahana mudah bagi Jontor untuk menjalin pertemanan dengan banyak orang dalam waktu yang cukup singkat. Pemuda yang memang berbakat sastra ini mulai menemukan sebuah akun gadis yang cukup menyita perhatiannya. Setelah diselidiki keaslian jati diri akun yang bernama “Aziza”, Jontor mulai menyusun strategi untuk bisa ta’aruf dengan gadis manis berkerudung jingga seperti pada foto profilnya.
Si pemuda kurus ini tak mau lagi berbasa-basi dengan inbox ala ababil (ABG labil). Dia hanya berkomunikasi seputar sastra, rajin memberikan kripik, krisan, kriting dan kebetulan Aziza pun menanggapi dengan ramah. Pikiran Jontor yang memang selalu melankolis membuatnya berkhayal tinggi bahwa gadis itu adalah pilihan yang tepat untuk disunting menjadi pasangan jiwanya. Selain berwajah manis, shalihah, ramah, apa adanya tetapi juga dewasa pemikirannya. Tanpa pakir panjang Jontor mengirim pesan …
“Assalamu’alaikum Aziza.”
“Wa alaikum salam Kak Joni.”
“Maaf, mau tanya boleh?”
“Oh boleh saja.”
“Aziza masih sendiri ya?”
“Maksudnya, kak?”
“Masih lajang alias belum menikah.”
“Iya, emang kenapa kak?”
“Hmm … boleh gak aku maen ke rumah Aziza dan ketemu ayahmu?”
“Lha emang mau ngapain, kak?”
“Hmm … mau melamar kamu.”
“Maaf kak, aku dipanggil Ibu tuh, nanti sambung lagi ya Kak.”
Lampu indikator hijau pun padam dari layar, tanda memang Aziza sedang Offline. Setengah jam kemudian Jontor mencoba untuk mengirim pesan kepada Aziza namun tak bisa, ketika dicari akun Aziza pun tiba–tiba menghilang dari pertemanan. Jontor mencoba mencari dengan mesin pencari hasilnya pun nihil. Oh nasib, ternyata sang pujaan hati telah membatalkan pertemanan dan mengganti nama akunnya. Sebuah kisah kasih tak sampai terulang kembali. Jontor merasa seperti dicekik hingga sulit bernafas. Pandangannya tiba-tiba menjadi gelap, terngiang quotes sang penulis favorit Radityi Daki, Sang Jomblo Sejati,
“Jika cinta bisa membuat tahi jadi rasa coklat, cinta yang tak terbalas bisa membuat coklat jadi rasa TAxxxxxxxxxxxx”
======================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar