Blogger Widgets

Popular Posts

Rabu, 15 Juli 2015

AKU IDIOT


Sebenarnya ini hanyalah sebuah kejadian sederhana, tapi tak ada salahnya jika dibagi bersama. Peristiwa ini terjadi malam Ahad kemarin, saat salat berjamaah maghrib di masjid komplek rumahku. Nasib baik aku bersebelahan dengan remaja idiot sebut saja namanya Dodo.

Entahlah mungkin bawaan lahir, aku mudah akrab dengan anak-anak dan remaja yang masih kekanan-kanakan seperti Dodo. Aku sering mengusili Dodo saat dia lewat depan rumahku seperti mengagetkan dia dengan suara anjing, menirukan suara kentut lalu aku menuduhnya, atau mengerjainya dengan berkata,
“Do, kamu dicari bapakmu, sono!” Padahal sebenarnya tidak, aku hanya usil saja.

Keusilanku ini ternyata membawa suasana keakraban di antara kami. Akibatnya ketika aku sedang salatpun Dodo mengajak ”akrab” denganku. Baru takbiratul ihram, dia sudah mengajak ngobrol tak jelas. Aku berusaha konsentrasi dengan lafaz yang kubaca. Saat imam membaca Al Fatihah, dia menirukan walau tak begitu keras, semua makmum sudah maklum. Tapi aku yang tepat disampingnya agak terganggu, belum lagi dia menirukannya salah, “Ihdinash shirotol ladziina an amta alaihim.” Dia berhenti dan bingung sendiri ketika berbeda dengan bacaan imam. Aduuh … aku pun tersenyum dalam hati, bertambahlah khilafku satu lagi.

Kedua tangannya juga tak bisa diam, mulai dari garuk-garuk kepala hingga memancing upil dari lubang hidungnya. Saat yang lain rukuk dia sujud, saat yang lain sujud dia berdiri. Hal yang paling membikin konsentrasiku buyar adalah saat dia meletakkan wajahnya tepat di depan wajahku, CI LUK BA!!. Hampir buyar segala daya upayaku untuk memperkhusyuk diri. Ah, kupejamkan mata saja biar tak melihat semua kejadian ganjil ini.

Biarlah kuterima segala ujian ini dengan keteguhan hati. Bisa jadi ini karena dosa–dosaku di masa lalu yang tak kusadari. Pada rakaat kedua sang imam membaca surat yang artinya sangat tak asing lagi bagiku.
"Dan Allah mengeluarkan kamu dariperut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur." (QS 16:78)

Tiba-tiba terbayang aku menjadi Si Dodo. Si Koko adalah si Dodo. Aku menjadi seorang idiot yang selalu diremehkan orang. Tak ada orang yang mendengar pendapatnya. Tak bisa bekerja dan berkarya. Hanya menjadi beban bagi orang di sekitarnya.

Selama ini aku diuji, walau masih muda tetapi dihormati. Dalam perusahaan aku sering memerintah orang yang lebih tua, bahkan menegurnya. Di lingkungan tetangga dipercaya mengurus mereka. Dalam keluarga dirindukan dan dicintai.

Astaghfirullah …  betapa sombongnya diriku dan sedikit sekali bersyukur. Bulir bening tak bisa kutahan. Tanpa sadar aku sesenggukan di tengah  ayat-ayat suci yang sedang dilantunkan. Ya Allah ampunkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar