Blogger Widgets

Popular Posts

Minggu, 12 Juli 2015

Petualangan Si Jontor 1 - Tenar di Dunia Maya


“Maaf, saldo anda tidak cukup untuk melakukan transaksi ini.” Inilah kalimat yang muncul di layar mesin ATM, singkat dan sederhana tetapi berefek sangat komplikatif. Jontor mencoba menutupi layar mesin ATM dengan tubuhnya yang kerempeng, agar tidak terlihat orang yang antri di belakangnya. Dengan sigap dia mengambil kartu dan segera balik kanan keluar dari barisan demi sebuah harga diri.

Sampai di luar, dia segera menelepon Lala, adik perempuannya yang bekerja di Batam. Memang biasanya setiap awal bulan sang adik selalu mengirim uang untuk membantu keluarga di rumah.
“Maaf pulsa anda tidak cukup untuk melakukan panggilan,” ternyata ucapan manis namun sadis inilah yang terdengar pada "hape jadul" pemuda tinggi kurus ini.
“Sial bener gue hari ini … nggak ATM, nggak HP semua pada minta maaf, padahal lebaran masih lama. Huuh … ya udah lu semua gue maapin,” gerutu Jontor.
Mengingat isi dompet tinggal “gopek”, Jontor mencari akal agar tetap bisa menguhubungi adiknya. Dia tulis SMS untuk teman dekatnya, si Memed yang jualan pulsa. 
(Med, Kirimin gue pulsa 10 rb ya, nomor XL… ntar gue bayar ke counter lo)
Pesan masuk …
(MAAF, UTANG PULSA LO, MINGGU LALU BELUM LO BAYAR!! SO BAYAR DULU!!!!!!!)
Gubraak … Jontor hampir pingsan membaca pesan yang baru saja masuk. Ternyata dia masih harus menerima permohonan maaf lagi. Mungkin kali ini tak termaafkan atau malah seharusnya Jontor yang harus minta maaf.
***
Jontor, dipanggil demikian bukan karena konstruksi mulutnya yang jontor, tetapi karena memang asli nama pemberian orang tua yaitu Joni Tornado, disingkat JONTOR!
Di balik kehidupan tragisnya di dunia nyata, ternyata Jontor adalah artis beken di dunia maya. Keikutsertaanya dalam KBM (Komunitas Belajar Menulis) sangat ditunggu. Puisi dan syair hasil karyanya mampu membius ratusan gadis remaja untuk takhluk di bawah pengaruh mantra sastra. Akun facebook dengan nama pena "Pujangga Malam", tak hanya membuat gadis remaja jatuh cinta, tetapi juga ibu-ibu muda dan para janda tergila-gila.

Maklum komunitas ini 90% dihuni oleh kaum hawa. Hanya sedikit kaum pria yang berkecimpung di sana. Sebagai kaum minoritas wajar jika digandrungi lawan jenis yang butuh penyeimbang. Jontor sangat ahli dalam penyamaran diri, tak sebuah foto asli dirinya yang dia unggah. 
Berselancar dengan google untuk mencari foto ganteng dan tempat wisata keren di seluruh dunia lalu diunggah dalam akun facebook miliknya, membuat orang mengira, wow … dia pria penuh pesona! Padahal sebenarnya dia pria penuh derita. Dunia maya hanyalah pelarian kekejaman dunia nyata yang telah menggilas habis dirinya.


Nasib anak sulung dari Abah Kipli dan Mak Romlah ini memang tak begitu mujur. Entah sudah berapa kali Jontor keluar masuk perusahaan. Namun tak ada satu pun yang lebih dari satu tahun, dia betah kerja di sana. Ada saja alasan pemuda berambut keriting ini. Merasa tak sesuai bakat dan panggilan jiwalah, gaji yang terlalu minimalis, teman kerja yang curang, bahkan pernah beralasan, ada rekan kerja cowok yang naksir padanya. Ah ... ada-ada saja.

Kegiatan rutin setiap pagi hari adalah tidur. Hidupnya seperti kelelawar, mandi pagi dilakukan saat azan shalat dhuhur, lalu dia duduk di depan komputer peninggalan adiknya hingga berjam-jam lamanya, bahkan kadang hingga shubuh. Mak Romlah sudah bosan tiap hari harus ngomel dan marah-marah. Demikian pula Abah Kipli merasa resah dengan si sulung yang usianya sudah mendekati kepala tiga, belum jelas masa depannya. Hendak dijodohkan, tetapi kasihan dengan calon istrinya, akhirnya mundur menyerah sebelum berperang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar